6 Cara Mengatasi Lingkungan Kerja Toxic

Sumber gambar : www.amazon.com

Di dalam dunia kerja, ada banyak sekali karakter individu yang terbentuk. Hal ini memberikan warna di dalam lingkungan kerja itu sendiri. Ditambah lagi adanya persaingan kerja antar karyawan yang semakin memberikan warna pada lingkungan kerja itu sendiri. Sebagai gambaran, Anda pernah melihat suatu air yang ada di dalam sebuah bejana, terlihat tenang karena memang tidak ada arus pada bagian bawahnya. Berbeda dengan aliran sungai. Terkadang tampak tenang pada permukaan namun ternyata ada pusaran arus di dalamnya yang dapat menarik siapa saja yang ada di atasnya. Kehidupan di lingkungan kerja pun dapat digambarkan seperti aliran sungai tersebut. Pusaran arus kita anggap sebagai lingkungan toxic. Sama seperti di sungai, Anda pun dapat memilih untuk mengikuti pusaran atau tidak. Secara sederhana Anda dapat memilih apakah mengikuti arus dengan berenang ke sungai atau Anda memilih tidak mengikuti arus dengan tidak masuk ke sungai.

Di dalam lingkungan kerja setiap karyawan akan memiliki pencapaian yang berbeda-beda. Ada yang memperoleh kesempatan untuk promosi dengan jabatan yang lebih tinggi, ada yang berhasil melakukan perbaikan kerja sehingga memperoleh bonus, dan pencapaian yang lainnya. Dengan kondisi tersebut, tidak jarang ada karyawan yang merasa iri akan pencapaian rekan kerjanya. Perasaan iri tersebut biasanya akan diikuti dengan perilaku yang berusaha untuk menjatuhkan rekan kerjanya sehingga berdampak munculnya situasi kerja yang toxic, atau dengan kata lain tidak kondusif. Jika Anda menghadapi hal ini, apa saja yang dapat dilakukan?

  1. Open Mind

Memiliki pemikiran terbuka, artinya ketika melihat seseorang dapat meraih prestasi atau pencapaian, jangan langsung memberikan respon iri. Tidak semua hal yang dapat Anda lakukan harus bisa dilakukan oleh orang lain. Demikian juga sebaliknya, maka dari itulah pencapaian setiap individu pun juga akan berbeda-beda. Bersikap open mind artinya membuat Anda menyadari bahwa di dunia ini ada 2 kehidupan yang saling berdampingan. Ada kelebihan dan ada kekurangan. Iri boleh, tapi sewajarnya saja, jangan sampai iri menjadikan Anda sosok yang tidak menyenangkan dan berkontribusi terbentuknya lingkunga kerja toxic.

  1. Banyak Bersyukur

Banyak bersyukur memang merupakan hal klise. Namun 2 kata tersebut menjadi pengingat agar tidak berkontribusi membentuk lingkungan kerja yang toxic. Saat Anda berhasil mencapai suatu target, hal yang harus dilakukan adalah bersyukur, bukan menyombongkan diri. Demikian juga ketika Anda masih belum memiliki hal yang dimiliki orang lain, bersyukur adalah kata yang dapat menenangkan hati Anda. Bersyukur bahwa Anda masih menerima gaji setiap bulan contohnya, sedangkan di luaran sana masih banyak orang yang berusaha memperoleh pekerjaan. Jadi, banyak melihat dan menikmati apa yang saat ini sudah Anda miliki.

Baca juga  Rekruitmen dan Seleksi

Baca juga : Mengapa Perusahaan Kehilangan Talent Terbaiknya?

  1. Introspeksi Diri

Jika masih ada iri dihati Anda, coba lakukan introspeksi diri. Jangan menyalahkan lingkungan sekitar, tetapi fokus dengan apa yang Anda miliki. Mulai dari usaha yang sudah Anda lakukan dalam bekerja sudah sejauh apa, hingga hal apa saja yang menjadi kekurangan diri Anda dalam bekerja. Dengan demikian Anda dapat menemukan alasan kenapa Anda masih belum membuat suatu pencapaian yang memuaskan. Solusinya, berusaha lebih keras lagi dong, jangan putus asa.

  1. Mapping Potensi Diri

Sejak lahir, kita sudah dianugrahi yang namanya potensi. Namun sayangnya tidak semua orang menyadari bahwa mereka telah memiliki potensi. Akhirnya ada banyak potensi yang tidak berkembang secara optimal. Maka dari itulah Anda perlu melakukan mapping agar dapat mengenali potensi yang Anda miliki. Selain itu, jangan lelah untuk belajar, dan jika perlu carilah mentor yang dapat mendukung dan memotivasi perkembangan potensi yang Anda miliki sehingga dapat mendukung pencapaian kerja sesuai dengan yang diharapkan.

  1. Belajar Dari Orang Lain

Banyak bertanya bukan berarti bodoh. Tidak ada salahnya dengan belajar dari orang lain, artinya kita menyadari bahwa ada hal yang tidak kita ketahui. Dengan demikian, saat ada rekan kerja atau orang lain yang berhasil meraih prestasi kerja kita tidak menimbun perasaan iri karena kita juga mengetahui bagaimana upaya karyawan tersebut hingga ia berhasil meraih prestasi.

  1. Banyak Terlibat Kerja Tim

Terlibat dalam kerja tim membuat Anda memahami apa artinya kerjasama. Pencapaian rekan kerja, meskipun tidak dalam satu tim dengan Anda, tentu dapat memberikan dampak terhadap kemajuan perusahaan. Dengan banyak terlibat kerja tim, Anda akan menyadari bahwa saat berada di lingkungan kerja, semua karyawan saling terikat satu sama lain disatukan oleh sebuah sistem. Tidak ada bagian yang berdiri sendiri. Demikian dengan diri Anda, saat bekerja  tentu Anda tidak dapat melakukan segalanya sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung.

Baca juga  Manfaat BPJS Ketenagakerjaan, Pekerja Akan Menerima Bantuan Rp 600.000 Selama 4 Bulan

Lingkungan kerja yang toxic akan selalu ada, tinggal kadar racunnya sebesar apa. Jika Anda masih sanggup menghadapi, jangan gegabah untuk mengajukan resign. Semua orang bertumbuh dan berproses, oleh karena itu saat menghadapi sesuatu yang kurang menyenangkan, jangan langsung mencari kambing hitam untuk dipersalahkan. Cukup evaluasi ke dalam diri, dengan demikian Anda tidak turut berkontribusi menyebarkan racun di dalam lingkungan kerja.

Baca juga : Hal-hal yang Membuat Karyawan Betah di Perusahaan