Mengapa perusahaan kehilangan talent terbaiknya?

Sumber gambar : www.doktorhukum.com

Dinamika sebuah perusahaan bagaikan dinamika kehidupan. Ada yang datang dan ada yang pergi, seperti kehidupan yang mana ada yang lahir dan meninggal. Kepergian karyawan merupakan hal lumrah bagi setiap perusahaan. Ketika karyawan mendapatkan tempat yang memberikan penawaran lebih baik, maka tidak menutup kemungkinan ia akan meninggalkan perusahaan tempatnya bekerja saat ini. Perusahaan merasa kehilangan, terlebih apabila karyawan tersebut merupakan good talent atau karyawan yang berkompeten dalam pekerjaannya. Selain itu, tidak heran banyak orang diluaran sana bertanya-tanya pasti, “kok bisa ya udah enak-enak kerja di perusahaan situ, masih aja pindah. Kenapa ya?” atau ada lagi pertanyaan “nyari tempat kerja yang seperti apa lagi?” dan pertanyaan lainnya.

Fenomena karyawan resign memang sudah merupakan hal wajar dialami oleh setiap perusahaan. Namun, mengapa perusahaan dapat kehilangan talent terbaiknya? Ada beberapa hal yang perlu ditinjau kembali oleh perusahaan terlepas dari alasan karyawan tersebut resign, antara lain:

  1. Kompensasi, benefit, gaji, dan segala hal yang berkaitan dengan kesejahteraan karyawan masih belum sesuai.

Saat seorang karyawan sudah bergabung di dalam perusahaan, hal tersebut sudah mulai di luar kontrol karyawan. Karyawan hanya mampu untuk berjuang dengan memberikan kinerja terbaiknya. Meskipun demikian, seringkali jerih payah karyawan yang sudah berjuang sia-sia karena perusahaan yang kurang peka. Dalam hal ini HRD memiliki peran untuk membangun sistem yang dapat membuat management mencapture kinerja optimal dari karyawan yang dimiliki agar dapat memberikan kompensasi yang setimpal. Selain itu perlu dibuat salary grading agar tidak terjadi kesenjangan penggajian.

  1. Kebijakan dan prosedur yang kurang konsisten

Ada beberapa perusahaan yang tidak konsisten dalam menerapkan kebijakan atau prosedur kerja. Biasanya hal ini cukup patut diwaspadai apabila terjadi pada kontrak kerja karyawan. Setiap karyawan yang bekerja ingin berstatus aman. Dalam artian mereka juga membutuhkan perlindungan. Mereka tidak mau ambil resiko apabila ada sewaktu-waktu terjadi PHK, padahal para karyawan tersebut merasa sudah bekerja secara optimal. Saat berada dalam perusahaan yang kebijakan dan prosedur kurang konsisten akan mendorong karyawan untuk mencari perusahaan yang lebih stabil. Jadi tidak menutup kemungkinan perusahaan dengan kondisi tersebut memiliki tingkat turn over yang cukup tinggi.

  1. Lingkungan kerja kurang kondusif

Lingkungan kerja yang kurang kondusif dapat memiliki bentuk bermacam-macam. Mulai dari kebersihan, keselamatan kerja, hingga hubungan antar rekan kerja dengan persaingan yang tidak sehat sehingga berpengaruh kepada teamwork. Oleh karena itu, solusi dalam hal ini adalah perusahaan dapat melakukan perawatan bangunan secara layak serta mengadakan kegiatan yang dapat membangun iklim kerja positif antar karyawan.

  1. Tidak adanya jenjang karir

Fenomena yang sering terjadi saat ini adalah pencari kerja usia 22-30 tahun rata-rata berpindah tempat kerja dengan cepat. Tujuan mereka tidak lain adalah untuk mencari jenjang karir yang lebih tinggi. Namun demikian, saat di dalam perusahaan sudah tersedia talent mapping dengan baik. Jenjang promosi yang jelas, sangat kecil kemungkinannya fenomena ini akan muncul. Solusinya adalah perusahaan perlu menyusun sebuah career path dan tugas yang challenging kepada karyawannya. Hal ini juga merupakan tantangan bagi People Development di perusahaan. Demikian juga untuk para pencari kerja, harus benar-benar mencari kolam yang tepat agar dapat mengembangkan karir sesuai dengan harapan. Tentu saja kebutuhan kolam antar individu pencari kerja yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Tetap semangat berjuang yaa….

Baca juga  6 Cara Mengatasi Lingkungan Kerja Toxic

Baca juga : Pentingnya Sistem HRD Bagi Semua Perusahaan

  1. Perusahaan sedang dalam kondisi yang kurang fit

Nah pernah dengar pepatah habis manis sepah dibuang? Yup, hal inilah yang terjadi di dalam dunia kerja. Perusahaan terkadang melakukan hal tersebut, sebaliknya para karyawan juga pernah melakukan hal tersebut kepada perusahaan. Ketika ia sudah memperoleh banyak manfaat di perusahaan A, ketika perusahaan A sudah mulai tidak fit, maka tidak menutup kemungkinan karyawan yang tergabung di dalam perusahaan A ini akan resign dan berpindah ke perusahaan baru. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk menjalankan sistem yang efektif untuk menekan kemungkinan terjadi kondisi yang kurang fit. Contohnya adalah melakukan penghematan di segala sisi sehingga tidak ada biaya yang terbuang sia-sia.

Setelah mencermati kondisi yang menyebabkan perusahaan kehilangan talent terbaiknya, kita juga perlu meninjau kembali alasan apa sajakah yang digunakan oleh karyawan saat mengajukan resign. Tujuannya agar perusahaan melakukan evaluasi serta melakukan perbaikan atas hal-hal yang menjadi penyebab utama ketidakpuasan karyawan sehingga memilih untuk bekerja di perusahaan lain. Apa saja alasan resign karyawan yang sering diutarakan saat resign?

  1. Ingin Membuka Usaha Sendiri Atau Berwirausaha

Alasan resign kali ini adalah alasan resign yang sering digunakan. Alasan wajar memang, setelah lama bekerja seorang karyawan ada kemungkinan merasa jenuh sehingga memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Hal ini juga didukung dengan mulai bermunculnya bisnis online, reseller, dan berbagai macam ide usaha yang dapat diakses dengan mudah melalui teknologi internet. Dengan kemudahan untuk memulai usaha, tidak menutup kemungkinan para karyawan terbaik perusahaan memutuskan untuk mengundurkan diri dan memulai usaha secara mandiri melalui tabungan yang sudah dipersiapkan.

  1. Perusahaan Lain Menawarkan Gaji Dan Fasilitas Yang Lebih Baik

Siapa bilang karyawan bertalenta mendapatkan gaji tinggi? Masih ada banyak perusahaan yang kurang memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Salah satunya adalah sistem penggajian yang masih belum terintegrasi dengan prestasi kerja karyawan. Dampaknya karyawan yang sudah memberikan hasil kerja optimal belum tentu memperoleh gaji yang setimpal. Oleh karena itulah tidak jarang tiba-tiba karyawan bertalenta sudah ditarik oleh kompetitor perusahaan. Fenomena yang sering terjadi juga, saat hal tersebut muncul perusahaan yang benar-benar masih membutuhkan karyawannya, dia akan mulai memberikan penawaran gaji yang menarik. Jika beruntung ada karyawan yang tidak jadi resign, namun ada juga yang mereka akan tetap meninggalkan perusahaan.

  1. Pergantian Manajemen Atau Peraturan

Saat terjadi perubahan kebijakan di perusahaan yang berdampak terhadap tingkat keamanan dari karyawan tersebut, maka tidak jarang para karyawan akan mencari tempat kerja baru. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal ini perusahaan paling tidak perlu membuat aturan pasti terkait dengan status karyawan yang bergabung, serta prosedur lainnya, sekaligus bagaimana sistem organisasi secara keseluruhan.

  1. Masalah Pribadi

Biasanya hal ini terkait dengan permasalahan pribadi. Bisa ada urusan keluarga terkait dengan kesehatan orangtua, akan menikah, harus pindah kota, melanjutkan pendidikan, dan lain sebagainya. Salah satu keuntungan alasan ini adalah perusahaan tidak perlu merasa bersalah, namun tetap perlu melakukan evaluasi apakah alasan tersebut merupakan alasan yang jujur atau hanya alasan agar surat pengunduran diri segera disetujui.

  1. Lingkungan Kerja Kurang Kondusif

Nah, untuk hal satu ini, merupakan tanggung jawab dari perusahaan. Kunci perbaikan yang harus dilakukan adalah dengan membentuk sistem dan berkomitmen untuk menjalankan secara konsisten. Jika memang perusahaan mengalami keterbatasan dana, perbaikan dapat dimulai dari perbaikan sederhana dengan metode kaizen sehingga dapat menekan pengeluaran biaya-biaya yang tidak penting.

Baca juga  7 Tips Melejitkan Potensi Bawahan

Perusahaan pasti tidak ingin kehilangan talent terbaiknya. Namun bukan berarti sudah tidak ada hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan good talent tersebut. Tidak hanya meminta karyawan untuk memperbaiki sikap kerja, tetapi perusahaan juga perlu berbenah agar dapat menjadi wadah berkembang yang baik bagi para sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Memang bukan hal yang mudah, namun masih ada hal-hal yang bisa diusahakan untuk menekan turn over karyawan. Apabila karyawan yang bertalenta resign, perusahaan masih dapat bergerak. Disinilah pentingnya sistem Pengembangan SDM. Pengembangan SDM yang dilakukan harus dengan konsep Talent Management agar SDM yang tersedia dapat menjadi solusi saat ada karyawan yang bertalenta resign.

Baca juga : Training & Development Untuk Karyawan Baru