Behavioral Event Interview

interview

 

Behavioral Event Interview atau biasa disingkat dengan BEI merupakan salah satu metode dalam wawancara yang dinilai cukup efektif untuk mendapatkan gambaran diri dari kandidat yang diwawancarai. Gambaran tersebut dapat berupa sikap kerja, motivasi kerja, dorongan untuk mempelajari hal baru, keterampilan komunikasi, dan masih banyak hal lain yang dapat diungkapkan. Metode BEI merupakan metode interview yang menggunakan parameter perilaku sebagai tolak ukur interviewer dalam memberikan penilaian terhadap kandidat.

BEI menggunakan prinsip STAR yang jika dijabarkan pada setiap hurufnya memiliki kepanjangan dan makna tersendiri, yaitu SITUATION, TASK, ACTION, RESULT.

Situation

Situation, atau dalam bahasa Indonesia memiliki arti situasi. Pada tahapan ini, pewawancara menggali data terkait dengan situasi-situasi yang pernah dihadapi oleh kandidat. Tentu saja dalam hal ini kemampuan kandidat dalam berkomunikasi sudah dapat dinilai, apakah mampu memberikan gambaran secara jelas, detail, dan konkret kepada pewawancara, atau hanya memberikan informasi secara garis besar saja. Pada tahapan ini, penggunaan kata “saya” dan “kami” juga dapat digunakan untuk menentukan kebenaran informasi yang disampaikan.

Lebih lanjut mengenai situasi, interviewer harus menggunakan pertanyaan terbuka, artinya pertanyaan yang memancing kandidat untuk bercerita secara detail dan menjelaskan situasi yang ia alami. Pada tahap ini, interviewer dapat menangkap gambaran bagaimana motivasi, daya tahan, cara beradaptasi, dan hal lain dari seorang kandidat tersebut.

Task

Task, atau dalam bahasa Indonesia memiliki arti tugas. Setelah menggali mengenai situasi, pewawancara mulai menggali lebih jauh lagi terkait peran atau tugas yang diambil dalam situasi yang diceritakan selama interview. Dalam menggali informasi terkait peran atau tugas yang pernah menjadi tanggung jawab kandidat, ada beberapa point penting yang dapat diambil, diantaranya:

  1. Kemauan dalam menerima tanggung jawab yang diberikan
  2. Besar kecilnya tanggung jawab yang dihadapi
  3. Kepuasan terhadap tugas yang diberikan
  4. Cara berpikir dalam penyelesaian masalah
  5. Kemampuan koordinasi yang dilakukan
Baca juga  Situs Pencari Kerja Atau Job Fair

Point di atas merupakan indikator yang dapat digunakan oleh pewawancara untuk menentukan kemampuan kandidat dalam menerima tanggung jawab dan motivasi kerja yang dimiliki. Namun dalam hal ini masih perlu diperhatikan kompetensi pada setiap jabatan yang akan dipenuhi. Misalkan Anda mencari seorang mekanik, tentu saja logika berpikir dan daya tahan kerjanya harus baik. Tidak hanya itu, untuk level supervisor, pada posisi tersebut juga dituntut memiliki kemampuan komunikasi yang baik, agar tidak muncul informasi yang ambigu terhadap kondisi mesin.

Action

Action terkait dengan langkah nyata yang diambil oleh kandidat pada situasi yang ia ceritakan saat interview. Ada beberapa hal yang harus diwaspadai oleh pewawancara adalah terkait dengan informasi yang disampaikan apakah memang benar-benar ia lakukan sendiri, ataukah ia hanya menceritakan apa yang dilakukan oleh rekannya. Pada bagian inilah, pewawancara harus menanyakan secara detail informasi yang disampaikan oleh kandidat selama interview.

Dalam hal melakukan wawancara kerja, untuk membuktikan kebenaran informasi yang disampaikan oleh kandidat, pewawancara dapat melakukan beberapa hal berikut ini;

  1. Membangun kondisi yang nyaman selama jalannya wawancara kerja. Hal ini bertujuan agar kandidat membuka diri dan bersikap apa adanya.
  2. Memberikan pertanyaan yang serupa tapi tak sama. Sebagai seorang interviewer, Anda perlu meningkatkan wawasan agar dapat benar-benar menangkap gambaran informasi yang diceritakan oleh kandidat saat wawancara kerja.
  3. Fokus memperhatikan informasi sekaligus bahasa tubuh dari kandidat selama jalannya wawancara kerja. Karena terkadang ada informasi tersirat yang disampaikan melalui bahasa tubuh kandidat.

Result

Result, atau dalam bahasa Indonesia adalah hasil. Pada bagian ini, pewawancara dapat menangkap poin akhir dari yang disampaikan oleh kandidat selama interview. Hasil tersebut terkait dengan kejadian yang diceritakan. Dari hasil tersebut, pewawancara dapat melihat bagaimana sikap kerja kandidat. Apakah ia termasuk kandidat yang mudah puas dengan hasil kerjanya, apakah ia termasuk orang yang mencari kesempurnaan, dan hal-hal lainnya.

Baca juga  Rekruitmen dan Seleksi

Dari pemaparan di atas mengenai BEI dinilai cukup efektif. Saat ini cukup banyak digunakan oleh para pewawancara dalam proses menyeleksi kandidat untuk melihat potensi awal. Selain itu wawancara juga dapat digunakan sebagai salah satu metode yang efektif dalam melakukan seleksi tahap awal terhadap karyawan dalam proses rekrutment. Anda dapat menghemat biaya karena paling tidak 60% kandidat yang diikutsertakan untuk proses psikotes dapat diterima. Dapat dibayangkan jika tidak ada seleksi awal dan seluruh kandidat langsung diminta untuk melakukan psikotes, berapa biaya yang harus disediakan oleh perusahaan untuk proses rekruitmen.